JAKARTA - Band cadas Thirteen yang menggabungkan aliran metal, post-hardcore, elektronik, trance, pop dan bahkan jazz, kini menggelontorkan album kedua bertajuk 'Epidemic'.
Saat peluncurannya di Green Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (22/10/2011) malam, para Thirteen Army (sebutan penggemar Thirteen) yang jumlahnya puluhan orang ‘menyerbu’ venue. Mereka tak ingin band idolanya lepas pengawalan para ‘prajurit’ saat moment bersejarah itu berlangsung.
Pihak Crooz Records, indie label asal Jakarta yang menaungi Thirteen mengklaim penggemar band yang berdiri sejak 2006 itu sudah mencapai puluhan ribu di seluruh Indonesia. Dengan modal itu, dalam waktu dekan Thirteen akan ‘diarak’ keliling kota-kota besar di Indonesia untuk tampil didepan penggemarnya.
“Kita tur promo album Epidemic ke kota-kota besar di Indonsesia,” tutur sang vokalis dengan warna vokal scream dan growl, Raynard Rahardja, saat jumpa pers dengan wartawan sebelum tampil.
Selain Raynard, band ini digawangi oleh vokalis perempuan bersuara lembut sambil memegang alat musik bas, Jodi Melani; gitaris Bondry Haryo Anabrang; kibordis Rizky Zulfian; dan drummer Radityan Akbar.
Usai jumpa pers, Thirteen showcase khusus untuk wartawan. Mereka mambawakan dua lagu kerasnya, Jakarta Story dan Labil.
Musikalitas mereka cukup baik dan memiliki prinsip yang jelas ditengah gempuran musik yang seragam saat ini.
Vokal ‘horor’ Raynard yang dipadu kelembutan warna vokal si cantik Jodi menambah aura yang segar. Wajar band ini jadi idola baru para remaja Indonesia yang ingin mendengarkan musik-musik keras.
Raynard bercerita soal lirik lagu Jakarta Story. Katanya, lagu ini mengisahkan tentang Jakarta masa kini yang semakin meninggalkan nilai kemanusiaan. Sedangkan lagu Labil, menurutnya lagi, bercerita soal orang yang tidak memiliki sikap konsisten.
“Contohnya saja orang anti dengan Pee Wee Gaskins. Tapi sebetulnya mereka itu suka dengan lagu-lagunya,” ujarnya.
Lagu lainnya dalam album 'Epidemic', yakni Fragile, Grandmas's Farewell Party Part II, Aku adalah Aku, Epidemic, Sombong Angkuh Dan Arogan (S.A.D.A), Stukie Smile 2.0, Time, Hip Your Hop dan Jakarta Story versi akustik.
Radityan menjelaskan nama 'Epidemic' yang mengandung arti wabah musik yang menjangkiti pecinta musik di Indonesia.
Crooz Records sempat meluncurkan album perdana Killing Me Inside (KMI). KMI sendiri kini sudah digandeng major label RPM. Band yang digawangi Onadio Leonardo (vokal), Josaphat Klemens (gitar) dan Davi Frisya (drum) makin sukses setelah sedikit melencengkan alur musiknya dengan menelurkan single Biarlah bernuansa pop yang turut menggandeng artis cantik Luna Maya.
Apakah Thirteen akan mengikuti Killing Me Inside soal musikalitas?
"Sepertinya enggak ya," tegas Bondry.
source
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan anda. Semoga info yang saya berikan bermanfaat untuk anda.
Demi kemajuan blog ini mohon kritik dan saran anda tinggalkan dengan berkomentar. Terima kasih